WAJO--- Insyaallah Pilkada serentak akan terlaksana pada tanggal 27 November 2024. Momen yang bersejarah itu, digelar sekali dalam lima tahunan. Di mana kedaulatan rakyat teruji pilihannya yang bertanggung jawab di dalam bilik suara pesta demokrasi tersebut. Konsekuensi pilihannya akan berimbas dan berefek pada perjalanan kehidupannya dalam bermasyarakat dan pemerintahan daerah selama lima tahun kemudian.
Perhelatan pesta demokrasi melalui kontestasi Beberapa pasangan calon melalui usungan resmi partai politik yang terdaftar pada lembaga negara pelaksana, yaitu Komisi Pemilihan Umum (KPU). Salah satu di antaranya balon adalah Gurutta Syamsul Bahri selaku kader telah resmi mengembalikan formulir pendaftarannya di Partai Gelora Indonesia Kab. Wajo pada Hari Sabtu, tanggal 18 Mei 2024.
Menurut Syamsul Bahri, S. Pd., bahwa idealnya perhelatan demokrasi itu adalah menghasilkan pemimpin yang handal harapan Wajo. Makanya, menurut pemahamannya bahwa ada beberapa persyaratan pertimbangan yang harus dipikirkan dengan baik oleh masyarakat pemilih selaku pemegang mandat kedaulatan tertinggi di tangannya.
Pertama, kesalehan dan integritas bakal calon. Karakter kemanusiaan seperti ini, sangat menjadi idola kehidupan. Betapa tidak, karakter kejujuran dalam interaksi sosial dalam berbagai aspek komunikasi, bahwa saling kepercayaan antar orang dengan lainnya adalah suatu jalan kehidupan bermasyarakat yang ideal, sehingga nuansa harmonisasi kehidupan masyarakat tercipta dengan sendirinya. Apalagi seorang pemimpin daerah yang mendapatkan mandat dari rakyat.
Kedua, rekam jejak kapasitas perjalanan kehidupan seseorang balon dalam menorehkan kenangan legacy terhadap masyarakat kedaerahan. Seorang tokoh balon potensial panutan masyarakat, ketika kebiasaannya terpotret dari kamera idealisme masyarakat dalam kepedulian dan kemanfaatan kehidupan masyarakat bersama. Tokoh semacam itulah selayaknya tampil menjadi panutan kepemimpinan dalam berbagai level kepemimpinan yang ada. Di antaranya, kepemimpinan bupati atau wakil bupati pada tingkat pemerintahan daerah kabupaten.
Ketiga, tekad imajinasi visi misi dan program peradaban kehidupan yang membahagiakan. "Bahagia kotanya, sejahtera desanya." Peradaban kehidupan daerah kemasyarakatan yang demikian itulah yang harus menjadi komitmen bersama antara pasangan balon dan rakyat pemilih. Nantinya akan tercermin dalam pola kehidupan pemerintahan daerah secara murni dan konsekuen sesuai perda-perda yang ada.
Menurut uraian pandangannya, bahwa minimal ketiga hal itulah yang sepatutnya menjadi bahan referensi masyarakat untuk menentukan sikap dan keyakinannya menetapkan pilihan terhadap suatu pasangan kandidat calon bupati dan wakil bupati pada kontestasi Pilkada nanti. Sebaiknya rakyat memilih bukan karena berpikir sepintas terlena dengan imbalan materi sementara dan melupakan kebahagiaan hidupnya yang panjang selama lima tahunan nanti.
Lalu, balon Gurutta Syamsul Bahri mengingatkan pula agar rakyat pemilih tidak melupakan hak kedaulatan tertingginya dalam pesta demokrasi sekali dalam lima tahunan. Dan jangan pula sampai waktunya sejenak dalam penetapan pilihan di dalam bilik, berimplikasi penyesalan berkepanjangan lima tahunan ke depan. Ingat, "Suara rakyat adalah suara Tuhan."
(Gurutta Syamsul Bahri)
0 Comments